Tuesday 4 December 2012

RANAH MINANG

Duhai Ranah Minang,
Bawalah aku kembali padamu,
Di saat aku berduka lara,
Aku rindu padamu,
Aku ingin dekat denganmu,
Tanah leluhurku,
Ranah kesayanganku jua,
Di saat daku dibadai,

Dugaan hati yang berat,
Ranah Minang,
Peluklah daku dengan ranahmu.

Duhai serambi Istano Basa Pagaruyung,
Biarlah aku bersimpuh di serambimu,
Melepas lelah jalananku,
Ku ingin dekat di sisi leluhurku,
Sungguh badai hatiku ini,
Dan kini,
Hidupku agak terganggu,
Hanya dengan Tuhan ku perkuat,
Dengan izin-Nya ku perbuat,
Di ranah tercinta,
Aku ingin pulang padamu,
Pulang padamu.

Tiada keruan hati nan sedih,
Terbuang sendiri tiada kasihani,
Saudara sendiri tiada peduli,
Apakan dayaku,
Duhai Ranah Lamo,
Bukakan pintumu,
Aku sudah lelah,
Bukakanlah padaku pintumu,
Buatmu berehat di taman indahmu,
Dengan udara dingin,
Dan siraman yang menenangkan jiwaku,
Ranah Lamo,
Selimutilah daku dengan dirimu.

Ranah Minang,
Di saat aku kesepian,
Aku ingin memijak tanah nendaku,
Biarlah aku pulang,
Membawa diri dan erti,
Membawa hati yang terguris,
Biarlah orang membuangku,
Hatiku menangis tiada siapa tahu,
Namun ku pasrah,
Ku redha ketentuan Ilahi.

Saat ku dibuang isteri,
Ku sendiri,
Lalu,
Tanduk-tanduk menjulang langit,
Rumah gadang yang indah,
Istano bertanduk asal diri,
Menyapa pintu hatiku,
Membuatku rindu kembali,
Biarlah ku membawa diri,
Relalah ku menyendiri,
Oh Ranah Minang,
Oh Ranah Lamo,
Berdiamlah kalian sampai tika,
Ku ingin mengubat rinduku padamu,
Bukalah pintu buatku,
Ranah yang dirindui.




Karangan oleh:
PEDANG TIMUR BERKELANA,
Rabu , 21 Muharram 1434 H = 5 Disember 2012 M,
Jam 11.37 pagi,
Georgetown,
Pulau Pinang

No comments:

Post a Comment