Monday 31 December 2012

MAK, KAU PERGI JUA

Mak,
Sudah lama kau menyepi,
Dirimu tidak betah bicara,
Seperti dulu,
Rancak bicaramu tiada,
namun kasihmu tiada bertepi,
Mak.

Serangan penyakit padamu,
Namun tabah dirimu,
Sabar dirimu dengan ujian buatmu,
Angin ahmar melumpuhkan kananmu,
Lalu ayah memintaku,
Berusaha jua mengubatimu mak,
Kami anak-anakmu berusaha upaya,
Dengan za'faran dan tinta resam,
Dan air mawar yang harum,
Dan do'a rihul ahmar,
Ku cuba dengan barokah do'a,
Hingga kau mampu berjalan kembali.

Serangan kedua buatmu,
Membuatmu tiada sedar,
Dan dagumu yang luka,
Mengalir jua darahmu ibuku,
Dirimu rebah tersandung meja,
Sungguh kami menangis dengan berita itu,
Ibuku,
Dirimu bersandar di jasad adikku Amran,
Tangisan adikku memeluk jasadmu mak,
Tanpa bicara dan hanya kerlipan matamu,
Lalu kau tiada sedar lagi,
Hingga kau terlantar di hospital, ibuku.

Kami anak-anakmu mendo'akanmu saban waktu ibuku,
Anak-anakmu pulang ke sisimu ibuku,
Namun hanya diriku tiada sempat berada di sisimu,
Di saat dirimu terlantar di wad,
Ibuku,
Khabar dari ayah membuatku terpana,
Dan tangisanku di dalam perjalanan pulang,
Ku pulang dulu ke rumah,
Menyediakan tempat buatmu ibuku,
Pembaringanmu duhai ibuku,
Wajah sayu ayah,
Ayah sembunyikan perasaannya ibuku,
Tangisan ayah sendirian di kala Subuh itu.

Mak,
Di saat jenazahmu terbaring sepi,
Kami menghadiahkan buatmu ayatul Quran,
Dengan sebak dan tangisan sayu,
Kami temanimu dengan bacaan ayat-ayat suci,
Hingga saat kau dimandikan,
Kami memerhatikan jasadmu dimandikan mak,
Wajahmu persis wajah nenek,
Tok jah yang pergi dulu darimu mak,
Wajahmu yang tersenyum,
Dibersihkan dengan mandian terakhirmu ibuku,
Dan wudhu' terakhir buatmu ibuku,
Kami mengusung jenazahmu ke kafan,
Sayu kami memandangmu mak,
Di saat jenazahmu dikafankan,
Kesedihan tiada tertanggung ibuku,
Adikku hiba tiada terkata,
Kerna namanya kau sebut sebelum dirimu tiada sedarkan diri,
Mak,
Saat kami mengucup wajahmu yang bersih,
Terduduk kami di sisimu mak.

Mak,
Di saat jenazahmu diletakkan di hadapanku,
Ku imamkan solah ke atas jenazahmu mak,
Air mataku tiada tertahan,
Bacaanku tersekat-sekat dadaku berombak,
Sedih...sayu hiba duhai ibuku,
Ku sudahi solah jenazahmu dengan deraian air mata,
Dan do'a yang tenggelam dalam hiba,
Di saat jenazahmu diangkat pergi,
Ku temui ayahku,
Ku temui guru ayah,
Jenazahmu dibawa pergi ke kuburan,
Air mata ayah jatuh jua mak,
Di dalam kereta mengiringimu,
Ayah menangis kepergianmu mak.

Di kuburan itu,
Ku turun ke lahad menyambut jenazahmu mak,
Meletakkanmu di lahad penuh kasih,
Mengisi lahad dengan tanah di jasadmu,
Dan keranda yang menutupimu mak,
Seperti tiada sanggup menimbusimu,
Namun apakan daya ibuku,
Sudah sunnatullah setiap makhluk akan kembali pada-Nya,
Setiap yang hidup pasti akan merasai mati mak,
Ku timbusi kuburmu di kala hujan mencurah,
Titisan hujan yang turun,
Seperti itulah air mata kami mencurah mak,
Diriku dan abangku mengemaskan tanah kuburanmu,
Adikku membantu menguburkanmu,
Kalimah-kalimah tahlil mengiringimu,
Ke 'alam barzakh kau melangkah ibuku,
Kalimah talqin itu sayu,
Wahai Mauzi binti Mek Cah,
Kami mengucapkan selamat berpisah buatmu,
Tika itu hatiku sebak mak.

Akhirnya engkau pergi jua,
Menghadap Tuhan Robbul Izzati,
Dialah Yang Maha Memiliki,
Aduhai ibuku,
Kalimah-kalimah zikirku ku hadiahkan buat ruhmu,
Akan ku hadiahi zikrullah sentiasa buatmu,
Selagi jasadku bernyawa,
Selagi ku punya kudrat,
Akan ku sentiasa hadiahkan padamu ibuku,
Sehingga ku pula menemui Tuhanku nanti ibuku,
Kami anak-anakmu sentiasa menziarahi kuburmu,
Ku tahu dirimu tahu kami menziarahimu mak,
Amran memahat nisanmu ibuku,
Dan mengecat nisanmu mak,
Kami sediakan nisanmu ibuku,
Mak,
Wajah dirimu sentiasa dalam hati kami mak,
Semoga Alalh sentiasa melimpahi ruhmu dengan keampunan-Nya,
Dan dengan rahmat dan kasih sayang-Nya,
Hingga tibalah hari kebangkitan nanti ibuku,
Semoga kuburanku adalah taman Syurga,
Dan kebahagiaan di alam barzakh sana.....amin.

Karangan oleh:
ABDUL LATIFF BIN MOHAMAD ASY-SYALUKI AL-FAQR (PEDANG TIMUR BERKELANA),
Isnin, 17 Safar 1434 Hijriyyah bersamaan 31 Disember 2012 Masihi,
Jam 8.29 malam,
Georgetown,
Pulau Pinang.

No comments:

Post a Comment