Friday 30 November 2012

TOK AYAH

Sesusuk tubuh yang tua,
Masih gagah menginjak bumi Tuhan,
Walau tidak sekejap,
Waktu mudanya,
Wajahnya yang cerah bercahaya,
Cerah dan kemerahan,
Dengan pancaran nur,
Dan senyuman yang mendamaikan,

Pandangan matanya penuh kasih,
Itulah Tok Ayah.

Jubah putih pakaiannya,
Burdah hitam membaluti pula,
Rida' hijau tersandang kemas,
Di bahu kanannya,
Butiran-butiran tasbih setia di jarinya,
Lidah Tok Ayah sentiasa basah,
Dengan asma'-asma' Allah,
Dan selawat sentiasa,
Jemarinya berlari tenang,
Membilang butir-butir tasbih,
Khudhu' di depan Allah,
Namun hatinya sentiasa hidup,
Dan segar dengan Allah Ta'ala,
Dia berdiam,
Sendirian,
Bersama Allah selalu,
Sembunyikan diri dan 'amal,
Dikaulah itu Tok Ayah.

Makanmu sedikit,
Sekadarnya saja buat mengisi perutmu,
Supaya tiada berat engkau dalm 'ibadahmu,
Zikirmu berterusan setiap waktunya,
Dan malammu,
Hidup dengan nur,
Di saat insan terlentang,
Dalam lena berdengkur,
Tok Ayah,
Sungguh engkau setia,
Di hadapan Allah,
Nasihatmu ibarat butiran,
Mutiara yang indah,
Buat menuntun hati,
Dan memimpin di jalanan ini.



Karangan oleh:
PEDANG TIMUR BERKELANA,
Juma'at, 16 Muharram 1434 H = 30 November 2012 M,
Jam 8.25 malam,
Georgetown,
Pulau Pinang.

No comments:

Post a Comment