Saturday 21 April 2012

NILAI SETITIS AIR MATA


Mata yang bening dan pilu,
Dalam memandang sesuatu di alam buana,
Dalamnya kelihatan cahaya rahmat,
Dan penuh kasih sayang yang damai,
Terbitnya daripada jiwa yang damai,
Dan terlihatlah di wajah dan matanya,
Akan nilai kasih sayang yang indah,
Redup memandang penuh belas.

Mata inilah yang memandang cahaya,
Cahaya yang bersinar dengan nilainya,
Mata yang menangisi nasib diri atas kekurangan,
Bukan menyesali atas ketentuan,
Tetapi menghisab akan diri sebelum penghisaban,
Menangisi dosa yang dilakukan,
Melihat gambaran diri dalam bakaran,
Sepertinya telah dipanggang,
Dan kering tubuh bagaikan bangkai,
Akibat dosa dan noda yang kering terbakar,
Tika itu si insan menangis,
Dalam sedu yang tak tertahankan.

Terkenang dan mengenang nasib diri,
Dan ke mana halanya selepas mati nanti,
Apakah bahagia atau celaka,
Di barzakh yang penuh cuba,
Akibat salah yang dilakukan di dunia,
Melanggar perintah Yang Maha Esa,
Terasa terbakar dirinya dalam sedarnya,
Lalu titisan-titisan air matanya,
Mengalir lebih deras lagi,
Meratapi diri yang berdosa,
Menitis hingga membasahi kain dan sejadahnya,
Nilai penyesalan ini bukan tiada harganya,
Bahkan ia sangat bernilai bagi yang memahaminya,

Titisan air mata yang keluar tika dirimu menyesal,
Titisan yang keluar tika dirimu berzikir pada-Nya,
Yang menitis tika dirimu rindukan Rasul kekasih-Nya,
Yang mengalir tika dalam tahajjudmu,
Dan juga tika berdirimu dalam solat tasbihmu,
Ketika mana engkau bersendirian dan tiada yang melihatmu,
Melainkan Dia sahaja....hanya Dia,
Beruntunglah bagi yang menitis air matanya,
Akibat penyesalan dan ketakutan,
Dan akibat kerinduan yang mendalam,
Air mata inilah yang insyaAllah bakal menyelamatkannya,
Di Akhirat sana yang sengsara azabnya,
Di ketika mana manusia sengsara di Mahsyar,
Ada insan yang dilindungi di bawah Arasy yang mulia,
Dialah manusia yang ketika hidupnya,
Menangis dan menitis air matanya kerna takutkan Allah,
Kerna gentar hatinya dengan nama Allah,
Sungguh ia rasakan itu di jiwanya,
Dialah orang yang beruntung,
Itulah nilai setitis air mata,
Ia bukan sia-sia tumpah ke bumi,
Tapi punyai nilai tersendiri,
Saat tahajjudmu kau rasakan beningnya hati,
Akibat esakan dan tangisan dalam solatmu,
Sunnguh berharga dirimu,

Makhluk langit mengenalimu,
Di saat makhluk di bumi tiada mengenalmu,
Dan menyisihkanmu dalam hidup mereka,
Malammu berhias indahnya,
Dengan wudhu’, solat dan zikrullah,
Dan air mata sebagai saksi,
Di hadapan Allah Azzawajalla,
Di Akhirat nanti,
Bahawa mata inilah yang pernah menangis,
Tika di dunia dahulu,
Jangan kau tiada tahu,
Bahawa tangisan itu bakal menyelamatkanmu,
Di sana nanti dengan rahmat Allah jua,
Masuk seseorang ke Jannah bukan kerana amalnya,
Tapi kerana rahmat-Nya,

Jadi menangislah wahai mata,
Jadilah nilai seorang hamba,
Yang benar-benar perhambakan dirinya,
Pada pemilik segala hamba,
Titiskan air matamu,
Di saat orang lain lalai dengan ddunia mereka sendiri.




Oleh:
ABDUL LATIFF MOHAMAD ASY-SYALUKI,
21 April 2012 Masihi bersamaan 29 Jamaddilawwal 1433 Hijrah,
Sabtu, Jam 6.27 petang,
Georgetown,
Pulau Pinang.

No comments:

Post a Comment