Si
Muslim tenang dalam kedamaiannya,
Terlihat
jelas pada Nur di wajahnya,
Lembut
damai namun si singa yang ganas,
Itu
sifatnya apabila tercemar maruah agamanya,
Hatinya
sentiasa terpaut dan rindu akan Allah,
Dan
selalu rindu dan terbayang akan Rasulullah,
Al-jihad
adalah impian setiap Muslim,
Yang
sangat mengharap untuk gugur,
Dengan
darah yang mengalir deras,
Dan
daging dirinya yang terkoyak,
Atas
nama perjuangan yang mulia,
Dalam
menegakkan dan membela agama Allah,
Mereka
tiada gentar tiada takutnya,
Melangkah
gagah ke medan jihad,
Diiring
kata-kata semangat dan paluan,
Genderang
perang yang menaikkan roma segala,
Dan
derauan darah dalam jasadnya,
Menggelegak
darah dalam semangat,
Tangan
menggeletar memegang hulu pedang,
Dan
tali kendati kuda perang,
Jasad
musuh dilihat seperti lauk yang menyelerakan,
Dengan
darah yang memancut dari tubuh-tubuh mereka,
Tak
sabar rasanya ingin nikmatinya jua,
Melibas
pedang ibarat menebas,
Jeritan
kepuasan membunuh,
Dan
menghidu darah segar yang memancut,
Ketajaman
pedang Muslimin menembusi baju besi musuh,
Walau
gah mereka memakainya,
Tetap
jua ditembusi dan dihiris,
Oleh
pedang dan tombak,
Keris
sundang dan panah,
Darah
bersimbah pembayar hajat,
Hajat
yang datang dengan semangat,
Buat
menumbangkan durjana bersengat,
Yang
dikesalkan dalam keringat,
Orang
sendiri yang bikin angkara,
Bersama
mereka dalam senyap,
Dalam
gerak dan senyap,
Mereka
bersama dan baik bagaikan bersaudara,
Jihad
ini jihad pembersihan,
Bagi
menghapuskan si pengkhianat.
Percikan
darah mereka memuaskan pejuang ini,
Senyum
lebar dan syukur tak terhingga,
Atas
nikmat Ilahi memberi nikmat ini,
Nikmat
membunuh yang dihalalkan,
Dalam
perjuangan yang direstui,
Hajat
di hati ingin tumbang di sini,
Biar
bersimbah darah sendiri,
Di
bumi dan medan yang direstui,
Buat
menjadi tiket diri,
Untuk
mendapat nikmat abadi,
Walau
kaku ia di sisi,
Hidup
ia di dalam baqa',
Mendapat
rezeki daripada Ilahi,
Bila
ku memandang mata pedangku,
Yang
hebat dengan mandian zikri,
Buat
penebus dan penyelamat diri,
Gema
gendang perang dan nobat,
Gemersik
dan tabuhan yang berfirasat,
Nafiri
yang menyeramkan roma,
Dan
tabuhan gendang yang menghentam jiwa,
Buatkanku
bersemangat dalam semangat,
Biar
trecapai hajat di hati,
Agar
binasa diri di situ.
Oleh:
ABDUL
LATIFF MOHAMAD ASY-SYALUKI,
20
April 2012 Masihi bersamaan 28 Jamadilawwal 1433 Hijrah,
Jumaat,
jam 10.25 malam,
Georgetown,
Pulau
Pinang.
No comments:
Post a Comment