Dalam
kerinduan ku teringatkan dirimu,
Lalu
namamu ku sebut-sebut selalu,
Ku
serapkan ia ke hatiku,
Biarkan
ia menusuk dalam ke lubuk qolbuku,
Jauh
ke dasar qolbu yang dalam,
Sehingga
menggegarkan istana syaitan di dasar,
Biarlah
bersatu rindu dan namamu,
Dengan
nur memancar ku harapkan ia.
Hati
yang benar merindu pasti sangat mendambakanmu,
Sangat
ingin memandang dan menatap wajahmu,
Melepas
kerinduan yang telah lama membuku,
Cukuplah
walau sekali memandangmu,
Ku
selalu doakan untuk menatapmu,
Duhai
kekasih Allah yang teragung,
Namun
qolbuku terpalit dengan sifat buruk diriku,
Tiadalah hadir dirimu dalam mimpiku.
Tiadalah hadir dirimu dalam mimpiku.
Lidah
ini mengucapkan selawat dan salam padamu,
Perintah
Yang Maha Agung firmankan itu,
Innallaha
wamala ikatahu yu shollu na ‘alan Nabi,
Ya
ayyuhalladzi na amanu shollu ‘alaihi wasallimu taslima,
Turunlah
rahmat bagi mereka yang selawat atasmu,
Yang
tenggelam dalam zhouq kecintaan,
Lupa
ia pada apa yang ia berada,
Hanya
namamu meniti dan membasahi lidahnya,
Beruntunglah
mereka itu menyebut namamu,
Selawat
salam sentiasa atasmu jua.
Kerinduan
ini menebal lagi,
Padamu
duhai rahmat semesta,
Meronta-ronta
hati mereka yang mengasihimu,
Yang
sentiasa mengharapkan akan hadirmu,
Ke
dalam mimpi-mimpi insan itu,
Walau
dia seorang ‘ashi,
Pasti
jua mengenangkanmu duhai kekasih agung.
Diri
benar-benar merindu,
Kerinduan
yang mengharukan jiwa-jiwa,
Menitis
air mata ini mengenangkanmu,
Akan
sifat dirimu yang suci mulia,
Yang
sempurna akan kejadian,
Tiada
yang lain dapat menandingimu,
Akan
sifat kesempurnaan padamu,
Duhai
kekasih izinkan kami rinduimu,
Biarlah
kerinduan ini sampai padamu.
Bersama
selawat kami yang langsung padamu,
Sesungguhnya
kami umatmu,
Mengharap
belas kasihmu,
Agar
dikenali jiwa dan wajah-wajah kami,
Yang
merindukanmu,
Agar
dapat kami bersamamu di sana nanti,
Tika
huru hara yang tak tertahankan,
Oleh
sesiapa saja yang mengalaminya,
Jadikan
kerinduan ini amat bernilai buatku,
Kerinduan
yang terbalas untuk menatapmu,
Dan
bersamamu di ketika itu.
Rindu
seorang perindu kepada yang dirindui,
Tentulah
disebut-sebut akan dianya,
Manakan
mungkin seorang kekasih merindu lain,
Sedangkan
pula yang lain,
Pembohonglah
ia jika begitu,
Duhai
jiwa yang mengaku,
Kembalilah
ke asal landasanmu,
Dengan
bernakhodakan makhluk termulia,
Pasti
dirimu selamat pasti,
Menjadi
saksilah di kemudian nanti,
Moga
kerinduan ini terbalas jua,
Dengan
dapat bersamamu di tika tiada pelindung,
Dari
teriknya bala cubaan tika tak tersangka,
Berharga
amatlah yang dapat bersamamu jua.
Oleh:
ABDUL
LATIFF MOHAMAD ASY-SYALUKI,
6
Mei 2012 Masihi bersamaan ..... Hijrah,
Sabtu,
Jam 12.25 malam,
Teluk
Pasu, Manir,
Kuala
Terengganu,
Terengganu
Darul Iman.
No comments:
Post a Comment